Lagi Karantina COVID 19, eh nemu ini...

Fenomena COVID-19 di permulaan tahun 2020 ini membawa hal-hal baru di kehidupan gue. Salah satunya tentang "social distancing".

Social Distancing ini menjelma menjadi sebuah gerakan melawan virus COVID-19. Banyak video-video yang menjelaskan apa maksud dari gerakan ini, intinya adalah untuk memperlambat penyebaran virus sehingga tidak terjadi penumpukan pasien di RS, dan pasien-pasien yang sudah terkena virus tersebut dapat ditangani dengan baik.

Seperti pada umumnya, gerakan ini dimasifkan melalui media sosial dengan hastag #flatternTheCurve . Kalau di Indonesia, lebih dikenal dengan #DiRumahAja. Mengaplikasikan Social Distancing dengan berdiam diri di rumah, meminimalisir peluang terjadinya penyebaran virus dari satu orang ke orang yang lain.

Masalahnya.. gak semua orang bisa 'dikarantina'. Sampai detik gue nulis ini, karantina #DiRumahAja udah berlangsung lebih dari seminggu. Hampir semua kegiatan dilakukan di rumah masing-masing. Para mahasiswa, mereka kuliah dari rumah. Para karyawan, bawa kerjaan mereka ke rumah. Para ibu rumah tangga, kesel gara-gara kerjaan rumahnya direcokin mahasiswa dan karyawan yang karantina di rumah. Hampir semua kegiatan manusia, kalau bisa, dikerjakan online. Dari rumah. Hari-hari awal karantina, mungkin mereka merasa ini hal yang baru, tapi lama-kelamaan-namanya manusia-bosen juga.

Sebutlah salah satu tokoh di cerita ini; emak gue. Berinisiatif bagaimana kita, para manusia dapat menemukan cahaya dari keluhkesahnya selama ini, "2 minggu di rumah doang ngapain aja dah?", "coba dong gengs kasih aku saran gimana caranya biar aku tetep produktif di masa karantina ini??".
Akhirnya dia mencoba membuat gerakan penyokong karantina ini, yaitu #khatamQuranOnline. Emak gue bikin list angka 1 sampai 30, lalu bagi anggota yang ingin tilawah Juz sekian, silahkan tulis namanya di samping angka tersebut. Lalu ia dipersilahkan membaca Juz tersebut di rumahnya, selesaikan lusa. Gerakan ini disambut baik oleh grup Whatsapp keluarga besar, sampai grup Whatsapp ibu-ibu RW. Awalnya gue gatau ada gerakan ini, tiba-tiba tadi siang emak gue bilang, "fan, coba itu Arfan ambil Juz berapa..," gue bingung, apa yang sedang emak gue bicarakan? ambil Juz apa? di mana?, pertanyaan-pertanyaan batin itu terlukis di wajah gue. "Belum buka grup mbah Djoened ya?" seketika emak gue mengeluarkan pertanyaan sekaligus pernyataan yang benar. Setelah cek grup keluarga besar, akhirnya gue memutuskan untuk mengambil Juz ke 7. Tertulislah.. 7-Arfan. Juz nomor 7, dibaca oleh Arfan.

Selepas magrib, gue ambil posisi wenak di teras depan rumah dan memulai untuk membaca Juz 7.
Saat itu gue ga sendiri, gue ditemenin sama Bocil(kucing peliharaan) yang mendekat lalu ikutan ambil posisi wenak sambil 'mandi' di atas meja kaca, tepat di depan gue.

Di pertengahan juz 7, sudah masuk ke surat Al-An'am, gue merasakan sesuatu yang berbeda. Si Bocil tiba-tiba berhenti menjilat badannya. Gue 'klik' icon dunia di atas halaman, lalu gue liat terjemahan dari ayat yang sedang gue baca. hey.... lihat apa yang kami temukan!.



ayat ini berbicara tentang social distancing. 
lalu ayat 70 nya..


Juga berbicara tentang Social Distancing, tapi ada yang unik.
Pada kalimat pertama, kita diperintahkan untuk meninggalkan orang yang menjadikan agama sebagai senda gurau. Sedangkan pada kalimat kedua, setelah meninggalkan, kita diperintahkan untuk memperingatkannya. Jadi, menurut gue, perintah "meninggalkan" di sini bukan berarti "tinggalkan sejauh-jauhnya" tapi lebih ke "jaga jarak". Karena jika kita meninggalkan mereka sejauh-jauhnya, maka sulit bagi kita untuk melaksanakan perintah lanjutannya, kita akan kesulitan untuk memperingatkan mereka. 

Ketika gue membagikan hal ini di status Whatsapp, ada seorang teman yang sedang kuliah di Madinah merespon status gue, "wah tadabbur nih, mantap." kata dia. Melihat responnya, ini adalah kesempatan untuk bertanya lebih dalam tentang maksud dari ayat tersebut.

"wa dza ri" kata bahasa arab pertama dalam ayat tersebut yang diterjemahkan menjadi "dan tinggalkanlah" dalam bahasa indonesia, memiliki tafsiran yang lebih dalam. bisa berarti "tinggalkanlah" yaitu pergi secara fisik, atau juga berarti "jangan kau gantungkan hatimu kepada mereka" yang menyangkut kedekatan, perasaan, dan semacamnya.

Lalu dia bilang, "Solusinya(cara menghadapi mereka) juga sudah jelas," lalu ia mengutip bagian solusi dari ayat tadi, "dan peringatkan mereka dengan Al-Qur'an". Itu. Kembali dekatkan mereka dengan Al-Qur'an.

Tapi, gimana mendekatkan orang lain dengan Al-Qur'an dapat berhasil, sedangkan mendekatkan diri sendiri dengan Al-Qur'an saja masih susah? :D. gapapa, pelan-pelan, mulai dari sekarang.

Pada yang buruk kita menjaga jarak, pada yang baik kita mendekat.

Goodluck.

Komentar

Postingan Populer